Si kecil demam? Pasti Bunda was-was, tapi jangan terlalu panik dulu. Berusaha untuk tetap tenang, agar kita bisa melakukan pertolongan pertama yang benar. Karena, biasanya kalau dalam keadaan panik, justru kita lupa apa saja yang harus dilakukan. Demam tak bisa dipisahkan dari proses tumbuh kembang anak, terlebih pada usia 0-12 bulan karena daya tahan tubuhnya masih rendah dan rentan terhadap infeksi. Namun, karena bayi baru lahir sampai usia 2-3 bulan belum memiliki mekanisme tubuh yang sempurna, terkadang suhu tubuhnya tidak banyak mengalami perubahan sekalipun ia mengalami infeksi cukup berat. Perubahan perilaku merupakan tolak ukur yang lebih kuat, antara lain : bayi menjadi lemas, tidak aktif, tidak mau minum, dll.
Bisa dikategorikan demam, jika suhu tubuh meningkat hingga 38 C atau lebih. Demam bisa saja terjadi secara mendadak tinggi dalam beberapa jam atau meningkat secara perlahan dalam beberapa hari. Yang perlu kita tau, tingginya suhu tubuh tidak dapat dijadikan indikasi bahwa penyakit yang diderita semakin parah. Namun, tubuh sedang berusaha melakukan perlawanan terhadap penyakit akibat infeksi. Jika suhu tubuh mencapai 38.5 C dianjurkan untuk membawa si kecil ke dokter, karena dikhawatirkan si kecil terkena infeksi yang cukup berat.
Sebetulnya, demam merupakan mekanisme pertahanan tubuh terhadap serangan bakteri dan virus. Kalau perilaku si kecil tidak berubah : tetap aktif, mau makan dan minum seperti biasanya, Bunda tak perlu terlalu panik dengan memberinya berbagai macam obat. Biarkan tubuh bekerja secara alami.
Beberapa hal yang mungkin bisa Bunda lakukan saat si kecil terkena demam :
- kenakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat. Pemakaian baju tebal, baju hangat, pakaian bertumpuk (kaos dalam, kaos, jaket), selimut tebal, justru akan membuat si kecil dehidrasi karena banyaknya keringat yang keluar. Kecuali jika si kecil tampak menggigil kedinginan. Banyaknya keringat yang keluar tidak mempengaruhi penurunan suhu tubuh yang sebenarnya.
- perbanyak cairan : air putih, susu, jus buah (bikinan bunda sendiri ya..), boleh juga kuah kaldu asli, sup atau sayur bayam (tanpa penggunaan MSG dan garam berlebih tentunya). Kalau asupan cairan si kecil berkurang, dapat menyebabkan dehidrasi karena kebutuhan air meningkat saat suhu tubuh meningkat.
- tempatkan si kecil pada ruangan bersirkulasi udara yang baik.
- berikan kompres hangat pada si kecil. mohon diperhatikan ya Bunda, jangan kompres dengan alkohol karena dapat terserap dalam pembuluh darah melalui kulit dan merusak jaringan saraf si kecil. sebaiknya pula jangan kompres dengan air dingin karena selain membuat bayi tak nyaman, juga sebenarnya tak terlalu banyak membantu menurunkan panas si kecil walaupun tampaknya lebih cepat menurunkan suhu tubuh (info ini saya dapat sewaktu konsultasi dengan dokter saat buah hati saya sakit).
- ukur suhu tubuh anak setiap 3 jam. ada baiknya dicatat dan bisa diinfokan ke dokter yang menangani si kecil untuk mempermudah pemeriksaan.
- minumkan obat penurun panas. saya sengaja menuliskan ini di poin terakhir karena dari dulu saya tidak mau anak saya menjadi tergantung obat dengan meminimalisir jumlah dan jenis obat yang masuk ke tubuh kecilnya.
Ada 2 jenis obat penurun panas yang biasa disarankan :
- Parasetamol /Asetaminofen ; ini yang paling banyak terkandung dalam obat penurun panas yang dijual bebas. Saya lebih cenderung menggunakan obat dengan kandungan parasetamol daripada ibuprofen, atas saran dari dokter dan saudara saya yang dokter. Biasanya pemberian obat dengan kandungan parasetamol, diulang setiap 4 jam atau sesuai kebutuhan.
- Ibuprofen ; obat dengan kandungan ini, biasanya lebih cepat menurunkan panas daripada parasetamol. Biasanya pemberiannya diulang setiap 6 jam atau sesuai kebutuhan. Namun tidak dianjurkan pemakaian pada anak demam disertai diare, dengan atau tanpa muntah.
* JANGAN memberikan anak dua jenis obat (parasetamol dan ibuprofen) sekaligus.
Sementara, yang tidak dianjurkan untuk bayi dan anak-anak dibawah usia 16 tahun adalah kelompok asetosal (seperti aspirin dan aspilet) dan kelompok metamisol karena bersifat iritatif terhadap lambung sehingga meningkatkan resiko ulkus (luka) pada lambung, perdarahan hingga perforasi (kebocoran akibat terbentuknya lubang di dinding lambung) dan jenis obat itu juga menyebabkan efek samping penyakit yang disebut Sindrom Reye. Sindrom Reye adalah penyakit langka namun serius yang dapat mempengaruhi otak dan hati.
Nah Bunda, semoga postingan saya kali ini bermanfaat. Jika kurang jelas atau ada info yang kurang, bisa ditanyakan langsung ke dokter yang menangani si buah hati.. Peluk dan cium untuk buah hati Bunda.. ^^
dari berbagai sumber dan pengalaman pribadi pemilik blog ini ^^
*Catatan dari saya : Jika membawa anak ke dokter, sebaiknya cari dokter yang bisa diajak berkonsultasi. Mintalah penjelasan sejelas-jelasnya, minta nomer handphone-nya dan sebaiknya tidak membawa buah hati ke dokter yang terkenal dengan obat-obatnya yang cespleng/cepat sembuh. Karena biasanya, dokter itu memberi si buah hati dengan dosis tinggi / antibiotik yang tidak dibutuhkan pada penyakit dikarenakan virus.

0 komentar:
Posting Komentar